minum kopi pagi dikantor sering kali berguna untuk menyegarkan mata yang mengantuk, dan tubuh yang lemas. segelas kopi panas yang menemani kerja membuat suasana lebih bergairah dan mendorong untuk tetap fokus.
untuk kepraktisan, karena terkadang dikantor tidak disediakan gelas bersih, sehingga kita harus menggunakan gelas sendiri, dan membeli gelas kertas adalah salah satu pilihan yang praktis. di minimarket harga satu gelas kertas ini kurang dari Rp.1000, tergolong murah, setelah digunakan bisa langsung dibuang, eh kadang bisa dipakai 2-3 kali lho, jorok sih, tapi jika hanya dipakai sendiri kan tidak apa-apa.
fakta menarik dari gelas kertas ini adalah, dibagian luarnya ada tulisan yang intinya berisi "save our earth by using this composible cup for green environment", yang menjadi pembelaan atas fakta bahwa gelas kertas ini mengotori lingkungan, dengan mengatakan ayo jadikan lingkungan lebih hijau dengan menggunakan gelas kertas ini, karena gelas kertas ini bisa menjadi kompos. sungguh sebuah ironi bukan? yup, begitulah pintarnya marketing, untuk menutupi dampak buruknya mereka mencitrakan diri sebaliknya.
sampah dari gelas kertas ini yang mengotori lingkungan itu jelas terlihat, bayangkan jika ada 1.000 gelas yang masuk kesungai atau menumpuk di tanah, akan sangat kotor dan tidak enak dipandang kan?, dan dia ingin membuat citra yang sebaliknya, dengan mencitrakan diri sebagai gelas yang bisa menjadi kompos yang ramah lingkungan, padahal kertas untuk menjadi kompos itu perlu beberapa tahapan lho,. lalu apakah semua gelas kertas yang terbuang ini benar-benar jadi kompos, bukankah setelah dibuang dia akan bisa terdampar dimana saja, bisa masuk selokan dan membuat mampet, serpihannya bisa dimakan oleh burung dan mengancam kesehatan mereka, bisa masuk sungai, danau, laut dan lain sebagainya.
yang jadi pertanyaan adalah apakah perlu kita mengotori lingkungan hanya demi segelas kopi dipagi hari?